BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fakta dilapangan menunjukkan bahwa
banyak siswa kelas X Madrasah Aliyah Negeri (MAN) II Kediri bersikap pasif
ketika berlangsung pembelajaran dikelas. Selama pembelajaran berlangsung siswa
menjadi pendengar yang baik. Ketika guru menjelaskan materi pelajaran
kebanyakan mereka diam. Demikianpun ketika guru memberikan pertanyaan, sebagian
besar siswa diam tanpa komentar. Apalagi ketika guru meminta agar siswa
bertanya, merekapun diam. Fakta ini dilatar belakangi karena siswa kurang
diberikan strategi pembelajaran yang memadai. Oleh sebab itu dalam proses
pembelajaran di sekolah dibutuhkan kreativitas dan keaktifan seorang pengajar
dalam membuat strategi belajar mengajar semenarik mungkin sehingga menimbulkan
motivasi belajar siswa khususnya materi aqidah akhlak.
Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa
proses belajar yang menarik dan aktif adalah keinginan setiap praktisi
pendidikan. Seorang guru dalam sebuah proses belajar mengajar dituntut untuk
menggunakan berbagai metode yang menarik untuk menciptakan proses belajar yang
kondusif. Salah satu metode yang menarik dalam proses belajar mengajar adalah
metode pendekatan aktivitas, dimana dalam prosesnya lebih mengedepankan atau
berpusat pada keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar (Student Center).
Dengan pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan siswa (Student
Activity) diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar yang pada akhirnya
juga diikuti dengan hasil atau prestasi belajar sesuai dengan tujuan pendidikan.
Fenomena di atas menunjukkan bahwa
proses pembelajaran dengan menekankan pada aktivitas siswa perlu dilaksanakan
secara terus menerus. Hal ini dapat dilakukan apabila pola interaksi antara
guru dan siswa terjalin dengan baik. Namun hal lain yang juga sangat penting
dalam melaksanakan kegiatan tersebut demi meningkatkan motivasi belajar dan
aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar adalah kemampuan guru dalam
merencanakan suatu proses kegitan belajar mengajar sehingga tercapai tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti
termotivasi untuk melakukan sebuah penelitian tindakan kelas dengan berfokus
pada peningkatan motivasi belajar siswa dalam bidang aqidah akhlak melalui
kegiatan pembelajaran berbasis aktivitas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang
tersebut diatas, maka dalam penelitian ini peneliti dapat merumuskan beberapa
focus penelitian sebagai berikut :
- Apakah pendekatan berbasis aktivitas dapat menumbuhkan motivasi belajar aqidah akhlak pokok bahasan sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna pada siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) II Kediri kelas X pada semester II tahun pelajaran 2011/2012 ?
- Bagaimana dampak kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan berbasis aktivitas pada mata pelajaran aqidah akhlak pokok bahasan sifat-sifat Allah pada siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) II Kediri Kelas X pada semester II tahun pelajaran 2011/2012 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah
tersebut, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan :
- Tingkat Pendekatan berbasis aktivitas dalam menumbuhkan motivasi belajar aqidah akhlak pokok bahasan sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna pada siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) II Kediri Kelas X pada semester II tahun pelajaran 2011/2012.
- Tingkat dampak kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan berbasis aktivitas dalam pembelajaran bidang aqidah akhlak pokok bahasan sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna pada siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) II Kediri Kelas X pada semester II tahun pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini nantinya
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi khazanah keilmuan :
- Secara teoritis, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan mengenai strategi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan berbasis aktivitas pada mata pelajaran aqidah akhlak khususnya pada pokok bahasan sifat-sifat Allah dalam Asmaul Husna pada siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) II Kediri Kelas X pada semester II tahun pelajaran 2011/2012.
- Secara praktis, penelitian tindakan kelas ini bisa bermanfaat bagi :
a)
Guru Madrasah
Menambah
wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kualitas pendidikan bidang aqidah
akhlak pada siswa kelas X semester II Madrasah Aliyah Negeri (MAN) II Kediri
melalui implementasi strategi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan berbasis
aktivitas, dan pada Madrasah Aliyah umumnya.
b)
Siswa Madrasah
Untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan
berbasis aktivitas khususnya materi Aqidah Akhlak
c)
Lembaga Madrasah
Sebagai satu
masukan atau solusi untuk mengetahui hambatan dan kelemahan penyelenggaraan
pembelajaran serta sebagai upaya untuk memperbaiki dan mengatasi
masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi di kelas, sehingga dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa dengan harapan akan diperoleh hasil prestasi yang
optimal demi kemajuan lembaga sekolah.
D. Definisi Operasional
1. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata
latin "movere" yang artinya bergerak. Adapun pengertian mengenai motivasi menurut
para ahli, antara lain: menurut Teaven dan Smith (146) konstruksi yang
mengaktifkcan dan mengarahkan prilaku dengan memberi dorongan atau daya pada
organisme untuk melakukan suatu aktivitas. Artinya motivasi dengan intensitas
yang cukup akan memberikan arah kepada individu untuk melakukan sesuatu secara
tekun dan secara terus menerus (Djalali, 2001).
Berdasarkan dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa
motivasi belajar aqidah akhlak adalah suatu kekuatan (Power), tenaga (Forces),
serta daya (Energy), atau suatu keadaan yang sangat kompleks (A
Complex State) dan kesiapsedian (Preparatory Set), dalam diri individu
untuk bergerak (To A-love, Alotion, Motive) kearah tujuan tertentu, baik
disadari atau tidak disadari dan dalam hal ini mengenai semua aspek dalam
bidang aqidah akhlak. Motivasi tersebut timbul dan tumbuh dari dalam diri
individu (Instrinsik) dan dari luar diri individu (Ekstrinsik)
2. Pengertian Akhlak
Kata akhlak berasal dari kata jamak
"Alkhuluku" atau "Al-khalku" yang bermakna
"kejadian". Kedua kata tersebut berasal dari kata "Khalaka"
yang mempunyai arti "menjadikan". Dari kata "Khalaka"
inilah timbul bermacammacam kata seperti : Al- khulku yang mempunyai makna
"budi pekerti", AlKhalik bermakna "Tuhan Pencipta Alam".
Pada dasarnya perbuatan manusia ada
yang baik dan ada buruk. Perbuatan yang baik disebut dengan akhlak yang baik
dan identik dengan sifat para Nabi dan orang - orang shiddiq, sedangkan
perbuatan yang buruk disebut dengan akhlak tereela atau buruk. Maka pada
hakikafiya akhlak ada dua, yaitu akhlak yang baik atau terpuji (Al -Akhlaaqul
Mahmuudah) dan akhlak yang buruk atau tercela (Al -Akhlaaqul
Madzmuumah).
3.
Pendekatan Berbasis Aktivitas
Dalam aktivitas pembelajaran di
sekolah, guru harus mengusahakan agar siswa dapat melakukan proses belajar
secara efektif agar memperoleh hasil pembelajaran yang sebaik-baiknya. Dalam
kemajuan metodologi proses belajar mengajar saat ini asas aktivitas (Student
activity) lebih di tonjolkan melalui suatu program unit activity, sehingga
kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar
yang lebih memadai.
Dari beberapa macam aktivitas
menunjukkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, aktivitas siswa sangat
diperlukan dalam memenuhi tujuan pengajaran. Sehingga dalam suatu kegiatan
pengajaran, aktivitas siswa harus disesuaikan dengan materi pengajaran yang
akan disampaikan oleh guru kepada siswa.
Menurut Hamalik (2001) Ada beberapa
jenis aktivitas yang disampaikan oleh para ahli, antara lain : (1)
Kegiatan-kegiatan visual. (2) Kegiatan-kegiatan lisan. (3) Mendengarkan. (4)
Menulis. (5) Menggambar. (6) Metrik. ('7) Mental. (8) Emosional. (9) Berpikir.
(10) Mengingat.
Adapun penjelasannya sebagai berikut
:
1)
Kegiatan Visual. Yang termasuk kegiatan
ini adalah membaea, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi,
pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2)
Kegiatan-kegiatan Lisan. Kegiatan
mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan
pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan
instrupsi adalah implementasi dari kegiatan lisan.
3)
Kegiatan Mendengarkan. Dalam proses
belajar mendengarkan adalah salah satu hal yang dilakukan, karena melalui
aktivitas ini seorang siswa dapat memahami bahan pelajaran yang diajarkan.
4)
Kegiatan Menulis, misalnya: menulis
cerita, laporan, mengarang, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi
angket.
5)
Kegiatan Menggambar, seperti membuat
grafik, chart, diagram, dan lain sebagainya.
6)
Kegiatan Metrik. Kegiatan dalam
bidang metrik antara lain melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan
pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.
7)
Kegiatan mental, meliputi memecahkan
masalah, mengingat, menganalisis, melihat hubungan - hubungan dan membuat
keputusan.
8)
Kegiatan Emosional. Kegiatan-
kegiatan daiam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap
satu sama lain. Dari kegiatan ini diharapkan bisa menimbulkan minat, berani,
tcnang, dan lain- lain.
9)
Berpikir. Berpikir termasuk
aktivitas belajar. Dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru,
setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antar sesuatu.
10) Mengingat.
Mengingat yang didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai tujuan
belajar lebih lanjut adalah termasuk aktivitas belajar, apalagi mengingat itu
berhubungan dengan aktivitas-aktivitas balajar lainnya (Ahamadi dan Supriyono,
1991).
Dari beberapa macam aktivitas diatas menunjukkan bahwa
dalam kegiatan belajar mengajar, aktivitas siswa sangat diperlukan dalam
memenuhi tujuan pengajaran. Sehingga dalam suatu kegiatan pengajaran, aktivitas
siswa harus disesuaikan dengan materi pengajaran yang akan disampaikan oleh
guru kepada siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar